Kamis, Juli 05, 2012

Suis La Lune - Riala

Suis La Lune Riala
Rating: 4/5
Oleh Galang BS


















Tracklist:
  1. Cornea
  2. Stop Motion
  3. Wishes & Hope
  4. Hands Are For Helping
  5. In Confidence
  6. Remorse
  7. All That Meant Something
  8. Riala
  9. Sense In A Broken Dialogue
  10. One And All, Every Bit
Tanggal Rilis: 22 Juni 2012

Summary: Dualitas/kontradiksi musik yang indah.

Emo, screamo, post-hardcore dan pendahulunya kita kenal sekarang sebagai musik yang ‘kasar’ berdampingan dengan metal. Dengan permainan yang keras tanpa ampun, mengimplikasi semangat perlawanan, juga cara menyanyi yang tidak biasa (teriak) adalah ciri sederhana dari screamo/post-hardcore. Alhasil, musik ini belum bisa diterima telinga mainstream. Tapi, di luar pengetahuan umum, musik ini sudah mengalami bermacam evolusi, berinovasi dan berkembang ke berbagai arah baru. Screamo/post-hardcore tidak hanya berisikan ciri di atas tapi juga diberikan sentuhan unik dari pelakunya. Suis La Lune, band dari Swedia ini lalu berkontribusi dan memanusiakan musik underground ini.

Tidak pernah bisa dijelaskan mengapa, atau siapa yang memprakarsai musik-musik punk dan turunannya selalu dimainkan dengan garang dan kasar. Dengan Riala, Suis La Lune melawan stereotip itu dengan permainan musik yang penuh melodi indah, yang mampu membuat pendengar musik non-screamo berpikir ulang dengan pendapatnya. Melodi dari dua gitar dimainkan kompak, berbeda namun sehati. Sangat adiktif, musik tidak pernah terasa lelah untuk didengarkan dan sangat jauh dari kesan kasar. Suara gitar yang berbinar-binar ini mengajak kita larut dalam angan, melayang di langit malam dari satu bintang ke bintang lainnya.

Layaknya musik screamo, Suis La Lune tetap memainkan musik yang meriah, ritme yang mudah pelan-keras maupun agak blingsatan. Hanya saja, kekuatan utama Suis La Lune adalah permainan melodi yang berkat produksi studio benar-benar dibawa masuk ke pelosok telinga kita, dibandingkan drum dan vokalnya. Permainan melodi ‘twinkling benar-benar mengambil alih. Meski vokalis berteriak kencang, sulit terlintas pikiran bahwa ini musik keras. Jarang ada melodi yang bisa memberikan kesan ini di setiap bagian lagu, baik tempo cepat atau lambat. Namun perlu disadari bahwa permainan melodi ini bukan solo yang kemana-mana, tapi permainan yang tepat pada takarannya yaitu pengiring yang melodis. Apalagi saat digabungkan dengan fill-in blastbeat dan perubahan tempo mendadak di lagu “All That Meant Something”, bermain sendu di “Riala”, atau penutup “One And All, Every Bit” yang kental berasimilasi unsur post-rock (yang mana sealbum ini juga berbumbu demikian), musik yang tercipta adalah musik luar biasa yang orisinil, baik di sejarah musik pada umumnya atau screamo pada khususnya. Bukan lagi screamo yang kasar, tapi sangat indah.

Struktur lagu setiap track hampir sama pada paruh pertama album di mana musik lebih lurus tanpa basa-basi, meski dapat didengar cukup variatif. Sejak “In Confidence”, struktur lagu seterusnya lebih dinamis, dan sering menekankan perubahan loud-soft dynamics. Tiga track terakhir punya mood yang lebih sendu, dan banyak pengulangan bagian yang mengisyaratkan kesan post-rock. Tempo musik seringnya cepat. Jika melambat, tidak akan lama, namun tidak ada sebuah jarak tempo lagu yang berakibat kekosongan isi dan merusak suasana. Semua bagian diiringi sempurna, indah dan sendu saat pelan, dan melodi mampu menajam saat frekuensi tinggi. Tidak ada bagian yang cacat atau hanya sampah pengulangan bagian. Keseluruhan musik selalu menuju akhir tertentu melewati jalan yang unik dan segar.

Kritik album ini ada pada vokal dan tidak adanya standout track. Tentu, vokal bagi fans yang senang instrumentasinya saja tidak akan terlalu protes (mungkin), namun bagi saya fans cukup berat musik ini, vokal terasa tenggelam dibandingkan musiknya. Vokalnya tidak berakibat buruk dimana ia malah mengganggu keindahan musik dengan teriakan yang tidak perlu. Hanya saja, seringkali vokal tidak terlalu berkesan dan masih sebatas pengungkapan emosional. Jika vokal mampu mengimbangi, nilai album ini akan naik. Tidak adanya standout track mungkin membuat orang tidak mengingat satu lagu penuh yang unik karena apa saat pertama kali dengar, tapi hanya mengingat di bagian tertentu saja bahwa di satu bagian lagu ini bagus, lalu di lagu lain bagian tertentu bagus. Namun ini bukan kelemahan yang fatal, karena sudah terlalu banyaknya bagian yang bagus. Suis La Lune hanya belum sampai mengonstruksi satu lagu yang bercirikan penuh ritme/melodi tertentu, lalu di lagu lain menekankan bagian tertentu. Baru sebatas variasi tempo, mood. Tapi kita akan memaafkannya karena permainan yang kreatif dan indah ini terus mengajak kita untuk mendengarkan (ada suara horn di lagu “Remorse” dan "Wishes & Hope", bagaimana bisa cocok?).

Akhir kata, Riala adalah album yang sangat unik, indah, juga catchy. Untuk pengalaman lebih, jangan biarkan suara bising di luar musik mengganggu. Dengarkan dengan tenang di tempat sunyi, atau keraskan volum suara. Tugas memanusiakan screamo mendapat solusinya oleh Suis La Lune, dengan permainan yang konsisten dan menggabungkan unsur-unsur genre lain yang diolah indah, orisinil milik Suis La Lune. Apapun yang kalian katakan bahwa screamo bukan musik yang indah karena kasar dan marah-marah, sudah dibantahkan oleh Suis La Lune.

1 komentar:

  1. emang mantap tu album nya
    aku udah capek nyari band screamo dgn melodi yg indah..
    Dan kmarin bru dpt.
    Update lg donk tntang band2 laen yg punya melody indah n ga sekedar keras.

    BalasHapus